Tips Publikasi Jurnal Scopus Agar Cepat Diterima

Pada artikel ini akan dijelaskan tentang kiat-kiat melakukan publikasi jurnal scopus agar artikel yang di submit cepat diterima.

Menerbitkan artikel di jurnal terindeks Scopus bagi seorang dosen, peneliti, atau mahasiswa bisa dibilang adalah tuntutan agar karya tulis yang telah dibuat bisa dibaca oleh pembaca secara global.

Seperti yang kita ketahui bahwa, menerbitkan artikel di jurnal terindeks scopus bagi sebagian orang bukan hal yang mudah, dimana artikel yang dikirimkan harus melalui proses review yang ketat hingga artikel diterima dan di terbitkan.

Selain melalui proses yang lama, juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk diketahui bahwa biaya publikasi di jurnal scopus itu bisa mencapai 5 jutaan hingga 10 jutaan lebih. Akan tetapi, ada pula jurnal scopus yang tidak mengenakan biaya publikasi atau APC.

Sama seperti yang kami rasakan ketika mencoba menerbitkan artikel di jurnal terindeks Scopus, singkat cerita penulis mengirim artikel pada Desember 2020, kemudian keputusan pertama keluar pada bulan maret dengan informasi harus di revisi.

Pada pemberitahuan tersebut, kami di minta untuk melakukan revisi dan diberi waktu sekitar dua bulan (8 minggu). Untuk hal yang perlu diperbaiki tidak terlalu banyak, karena sebelumnya kami juga dibimbing oleh pembimbing dari dosen yang sudah berpengalaman menerbitkan artikel di jurnal terindeks scopus.

Setelah kami melakukan revisi dan di kirim kembali hasil revisinya, akhirnya keputusan berikutnya kami dapat email bahwa artikel yang dikirim sudah di terima.

Nah, pada artikel ini kami akan berbagi pengalaman, bagaimana tips publikasi jurnal Scopus agar cepat diterima. Namun, sebelum kita membahas lebih lanjut, mari kita kenali dulu apa itu Scopus.

Apa itu Scopus?

Scopus adalah platform pengindeks database abstrak dan sitasi artikel akademik milik Elsevier yang diluncurkan pada tahun 2004.

Selain Scopus, ada juga Web of Science (WOS) yang diterbitkan oleh Thomson Reuters sebagai pusat data terbesar didunia.

Khususnya di Indonesia sendiri, mayoritas orang lebih familiar dengan Scopus.

Bagi seorang dosen, memiliki artikel yang terindeks Scopus adalah salah satu parameter untuk mendapatkan nilai kum yang besar untuk pengusulan pangkat akademik .

Tujuan Publikasi Artikel di Jurnal Terindeks Scopus?

Tujuan utama menerbitkan artikel di jurnal terindeks scopus yaitu kebermanfaatan.

Dengan begitu, artikel yang terbit di jurnal internasional dapat dibaca oleh masyarakat secara luas agar bermanfaat.

Selain itu, bagi seorang dosen memiliki artikel yang terindeks scopus merupakan salah satu parameter yang menunjukkan kualitasnya.

Menerbitkan artikel di jurnal terindeks scopus, juga merupakan suatu kewajiban bagi seorang dosen untuk menunjang karirnya, agar bisa mengusulkan kenaikan pangkat akademik.

Terkait dengan hal ini, Anda bisa membaca Pedoman Operasional Penilaian Angka Kredit Kenaikan Jabatan Akademik/Pangkat Dosen Tahun 2019.

Dimana pedoman tersebut memuat tentang tugas, tanggug jawab dalam publikasi karya ilmiah untuk kenaikan jabatan akademik seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.

Persyaratan khusus karya ilmiah untuk dosen

Manfaat Publikasi di Jurnal Scopus?

Menerbitkan artikel di jurnal terindeks scopus memiliki beberapa manfaat antara lain:

  1. Memiliki nilai angka kredit yang tinggi untuk pengusulan kenaikan pangkat akademik, Anda bisa melihat penentuan bobot penilaian di website SINTA (Science and Technology Index).
  2. Memudahkan seorang dosen atau peneliti menembus hibah penelitian dari pemerintah, karena sudah dianggap memiliki track record di dunia riset dan publikasi bereputasi internasional.
  3. Menunjukkan kualitas seorang dosen berdasarkan bidang keilmuannya.
  4. Membantu menaikkan rangking posisi riset institusi dan Indonesia.
  5. Memiliki peluang tulisan dikutip lebih banyak, karena dapat di baca dari komunitas internasional.

Cara Mencari Jurnal Terindeks Scopus

Salah satu situs yang digunakan untuk mencari dan melihat jurnal yang terindeks Scopus yaitu Scimagjr.

Scimagjr merupakan situs yang merangking jurnal berdasarkan data yang bersumber dari database Scopus.

Tingkatan rangking jurnal disebut istilah Quartile, dimana SJR membagi 4 Quartile yaitu Q1, Q2, Q3, dan Q4.

Dimana Quartile ini yang menjadi salah satu indikator bagi seorang dosen atau peneliti untuk memilih menerbitkan artikelnya.

Berdasarkan quartile jurnal, dapat dinilai tingkat kualitas artikel yang diterbitkan, disamping itu memiliki perbedaan point setiap quartile. Untuk Q1 dan Q2 memiliki bobot 40, Q3 memiliki bobot 35, dan Q4 mendapatkan bobot 30.

Disamping prosesnya yang berbeda dari setiap jurnal, juga ada perbedaan dari segi biaya publikasi atau yang biasa disebut APC (Article Processing Charge).

Jurnal Scopus yang memiliki quartile yang lebih tinggi seperti Q1 dan Q2 memiliki biaya publikasi yang lebih besar daripada jurnal Q3 dan Q4.

Untuk mengetahui cara mencari jurnal Scopus, ikuti langkah-langkah berikut ini:

  1. Pertama buka halaman Scimago JR di https://www.scimagojr.com
  2. Ketik judul jurnal yang Anda inginkan, dan klik pencarian atau tekan Enter.
  3. Lihatlah hasil pencarian berdasarkan judul jurnal yang Anda ketikkan.
  4. Pilih salah satu jurnal yang Anda inginkan dan lihat informasi matriks dari jurnal tersebut. 

Tips Publikasi Jurnal Scopus Agar Cepat Diterima

Berikut ini adalah beberapa tips publikasi jurnal Scopus yang bisa Anda terapkan agar naskah artikel yang dikirim cepat diterima.

1. Cari Jurnal Scopus Sebagai Target

Pertama yang harus Anda lakukan adalah mencari jurnal yang sudah terindeks Scopus sebagai target.

Misalnya, Anda memiliki penelitian dengan ruang lingkup ilmu komputer. Maka, Anda harus juga mencari jurnal yang memiliki scope atau ruang lingkup tentang ilmu komputer.

Selain memperhatikan ruang lingkup jurnal tersebut. Anda juga harus mempertimbangkan quartile jurnal yang akan dipilih sebagai tempat publikasi.

Anda bisa memilih jurnal yang terindeks Scopus dengan quartile Q1, Q2, Q3, atau Q4.

Selain itu, Anda juga harus melihat nilai Score SJR sesuai yang dipersyaratkan pada pengusulan pangkat akademik.

Kemudian yang perlu Anda pertimbangkan adalah berapa APC (Article Proccessing Charge) untuk menerbitkan artikel di jurnal tersebut. Hal ini berkaitan dengan biaya yang harus Anda berikan ke penerbit.

Terakhir yang harus Anda perhatikan dalam mencari jurnal sebagai target publikasi yaitu pastikan jurnal tersebut tidak termasuk jurnal predator.

Adapun jurnal yang terindikasi predator, biasanya memiliki proses yang sangat cepat. Sehingga biasanya, penulis pemula atau yang ingin menerbitkan artikel secara instan banyak terjebak kedalam jurnal predator ini.

Adapun ciri-ciri jurnal predator yaitu proses penyuntingannya cepat, biaya publikasi mahal, laman jurnal kurang bagus, waktu penerbitan kurang jelas, isi jurnal kurang teratur, dan membahas banyak disiplin ilmu.

2. Cari Jurnal Sesuai dengan Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian merupakan bagian dari topik yang di teliti. Seperti ilmu komputer dengan topik sistem informasi, sistem kontrol, sistem pendukung keputusan, data mining, dan sebagainya.

Misalnya, Anda meneliti tentang sistem pendukung keputusan. Maka, jurnal yang Anda cari sebagai target adalah sesuai dengan ruang lingkup penelitian Anda.

Agar dapat mengetahui jurnal yang Anda cari sesuai dengan ruang lingkup yang di teliti, Anda bisa melihat pada halaman awal jurnal, lewat menu About atau menu Focus and Scope.

Selain melihat ruang lingkup penelitian, biasanya dilihat dari quartile (Q1-Q4) jurnal tersebut.

Karena hal ini berkaitan dengan rangking dari jurnal tersebut dan nilai kum yang di peroleh saat pengusulan pangkat akademik. Untuk di Indonesia  sendiri dikenal dengan akreditasi SINTA yaitu S6-S1.

Disamping mempertimbangkan Quartile, Anda juga bisa melihat nilai SJR. Karena menurut informasi yang diperoleh, skor tersebut berpengaruh pada saat pengusulan pangkat akademik.

3. Cek History Artikel Jurnal

Melihat History artikel yang pernah diterbitkan suatu jurnal yang akan di pilih untuk publikasi sangat perlu dilakukan oleh penulis.

Dengan melihat history artikel, Anda bisa mengetahui berapa jumlah artikel yang sudah diterbitkan dan berapa volume terbit dalam setahun.

Misalnya ada jurnal yang menerbitkan artikel per bulan, per tiga bulan, atau per enam bulan. Dengan begitu, Anda bisa memutuskan untuk menerbitkan artikel berdasarkan pertimbangan berapa kali penerbitan.

Disamping itu, Anda juga bisa melihat artikel yang relevan dengan tulisan Anda sehingga bisa dijadikan sebagai rujukan.

Untuk melihat daftar artikel yang pernah diterbitkan suatu jurnal, Anda bisa melihatnya dengan mengakses menu arsip.

4. Siapkan Naskah Sesuai dengan Template

Setelah Anda memilih dan memutuskan satu jurnal yang akan dijadikan tempat publikasi. Selanjutnya, siapkan naskah dan sesuaikan dengan template yang disediakan jurnal tersebut.

Setiap jurnal memiliki template yang disediakan kepada calon penulis, agar nantinya artikel yang diterbitkan memiliki format yang seragam.

Template yang disediakan penerbit tentunya mempermudah calon penulis dalam penyusunan naskah publikasi. Disamping itu, juga mempermudah editor dalam menyunting naskah yang dikirim oleh penulis.

Dengan mengikuti template, penulis tidak lagi bingung menentukan format penulisan dari naskah artikel yang akan di submit.

Karena, hal-hal mendasar telah diatur didalam template tersebut, seperti jenis font, ukuran tulisan, jumlah kata, format sitasi, jumlah referensi, dan lain-lain.

Untuk melihat template yang disediakan jurnal, Anda bisa menemukannya dihalaman depan website jurnal tersebut atau dibagian sidebarnya.

5. Memahami Panduan Pengguna (Author Guideline)

Meskipun sudah disediakan template untuk penulisan naskah artikel oleh penerbit.

Namun, sebaiknya perlu memahami panduan pengguna (author guideline) dalam proses penyusunan naskah Anda.

Pada panduan pengguna, Anda bisa melihat bagaimana struktur penulisan yang diinginkan oleh penerbit.

Beberapa hal yang dimuat pada panduan pengguna seperti informasi yang menguraikan tentang manuscript yang dapat diterima.

Panduan penulisan sangat perlu di perhatikan oleh penulis sebelum mengirim naskah. Karena dengan mengikuti panduan sedekat mungkin, maka besar peluang naskah yang di kirim akan di terima oleh penerbit.

Untuk melihat panduan pengguna, kamu bisa mengaksesnya melalui menu Author Guideline.

6. Berkolaborasi dengan Penulis Berpengalaman

Menulis artikel sebagai penulis tunggal memang memiliki kelebihan sendiri. Karena bisa mendapatkan nilai kum yang maksimal. Artinya nilai kum yang didapat tidak terbagi dengan penulis lain.

Namun, kita perlu tahu bahwa pada saat mengirim naskah artikel, pihak pengelola jurnal ternyata lebih mengapresiasi artikel yang ditulis dengan hasil kolaborasi antar penulis.

Penulis yang lebih dari satu juga tentu memiliki kelebihan tersendiri. Karena, selain bisa mengurangi beban biaya publikasi juga bisa menjadi bahan pertimbangan bagi pengelola jurnal untuk menerima artikel yang dikirim.

Misalnya, berkolaborasi dengan penulis yang memiliki reputasi dalam penelitian yang sudah pernah menerbitkan artikel di jurnal terindeks scopus.

Hal ini, membuat tingkat kepercayaan dan kualitas dari hasil penelitian lebih terjamin.

Dengan melihat itu, pihak pengelola jurnal bisa saja mempertimbangkan untuk menerima artikel yang Anda kirim.

Bagaimana jika Anda pemula yang ingin menerbitkan artikel di jurnal terindeks scopus?

Jika Anda pemula, alangkah baiknya berkolaborasi dengan penulis yang sudah menerbitkan artikel di jurnal terindeks Scopus.

Dari pengalaman penulis sendiri, kami di bimbing oleh Dr. Eng. Hazriani, M. Kom dan Dr. Eng. Yuyun, M. Kom dimana beliau sudah memiliki beberapa artikel yang terindeks scopus.

Sehingga kedua pembimbing kami ini bisa membagikan pengalamannya tentang tips dan trik menerbitkan artikel di jurnal terindeks scopus.

7. Mengirim Naskah Sesuai Format Penerbit

Manuscript yang selesai Anda susun, selanjutnya akan dikirim ke penerbit untuk diperiksa oleh team editor sebelum masuk ke bagian peer reviewer.

Naskah artikel yang Anda kirim tentunya harus sesuai format yang diinginkan oleh penerbit, misalnya artikel yang Anda kirim harus berbentuk file word, PDF, atau jenis dokumen lainnya.

8. Melengkapi Metadata dengan Benar

Metadata memuat informasi penting seperti nama penulis, afiliasi, asal Negara, email, ORCID iD, alamat situs pribadi, dan informasi penting lainnya tentang penulis.

Dengan melengkapi metadata akan memberikan informasi secara lengkap kepada pihak penerbit sehingga bisa menjadi sebuah pertimbangan dengan melihat profil dari penulis.

Misalnya Anda punya website pribadi atau iD ORCID sehingga pihak penerbit bisa melihat reputasi Anda dalam menulis atau profil Anda di Internet.

9. Melakukan Revisi Sesuai Target Waktu yang Diberikan

Naskah yang Anda kirim ke penerbit, selanjutnya akan di periksa oleh editor dan peer reviewer.

Biasanya dalam pemeriksaan tersebut akan membutuhkan waktu yang cukup lama, bisa sampai berbulan-bulan baru keluar keputusan apakah artikel yang Anda kirim diperlukan revisi atau diterima langsung.

Nah, jika keputusan penerbit menyatakan artikel Anda perlu di revisi. Maka, sebaiknya Anda melakukan revisi tepat waktu sesuai dengan deadline waktu yang diberikan oleh pihak penerbit.

Jika Anda tidak bisa mengerjakan revisinya sesuai target yang diberikan, sebaiknya Anda mengirimkan email pemberitahuan kepada pihak penerbit agar diberikan perpanjangan waktu.

Namun, jika bisa disesuaikan dengan waktu yang diberikan tentunya sangat baik. Karena biasanya waktu yang diberikan juga cukup lama.

Biasanya sampai empat minggu atau dua bulan lamanya, itu juga tergantung dari setiap penerbit.

Setelah Anda melakukan revisi kemudian mengirim kembali, selanjutnya artikel Anda di review kembali. Kemudian jika hasil perbaikan dianggap sudah bagus, selanjutnya akan dilanjutkan kebagian editing untuk persiapan di publikasikan.

Namun, ketika sudah masuk ke bagian editing, biasanya masih ada perbaikan-perbaikan kecil yang perlu dilakukan.

Adapun hal yang perlu diperbaiki ketika sudah masuk di bagian editing, contohnya seperti gambar kurang jelas, maka Anda harus ganti dengan gambar yang terlihat jelas.

10. Mengirimkan Laporan Hasil Pemeriksaan Plagiarisme

Jika artikel Anda sudah dinyatakan diterima oleh penerbit dan siap diterbitkan. Selanjutnya Anda harus melakukan pemeriksaan plagiarisme menggunakan tools cek plagiarism seperti Tutrnitin.

Tingkat kemiripan yang ditentukan dari setiap penerbit mungkin saja berbeda-beda. Namun di Indonesian Journal of Electrical Engineering and Computer Science menetapkan tingkat kemiripan artikel yang akan diterbitkan maksimal 25%.

Oleh karena itu, Anda harus mengecek terlebih dahulu berapa persentase tingkat kemiripan yang ditetapkan jurnal yang Anda targetkan untuk publikasi.

Apabila Anda sudah melakukan pemeriksaan tingkat plagiarisme, selanjutnya Anda mengirimkan hasil cek plagiarisme beserta dengan manuscript dan melampirkan bukti pembayaran biaya publiksai yang ditetapkan oleh penerbit.

Kemudian, setelah Anda mengirimkan semua persyaratan yang dibutuhkan. Selanjutnya tinggal menunggu artikel Anda untuk di terbitkan.

Itulah tips publikasi jurnal Scopus agar cepat diterima, saran kami jika Anda pemula dalam menerbitkan artikel di jurnal terindeks scopus maka harus sabar dan nikmati prosesnya.

Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa memberikan pencerahan tentang bagaimana menerbitkan artikel di jurnal terindeks Scopus.

Tinggalkan komentar